Mengenal Klasifikasi Kebakaran Menurut NFPA

klasifikasi kebakaran menurut nfpa

Mengenal Klasifikasi Kebakaran Menurut NFPA


Anda mungkin pernah mendengar tentang kebakaran dan bahaya yang dapat ditimbulkannya. Namun, tahukah Anda bahwa National Fire Protection Association (NFPA) memiliki sistem klasifikasi kebakaran yang membantu kita memahami dan menanggapi berbagai jenis kebakaran? Klasifikasi ini bukan hanya sekadar label, tetapi merupakan alat penting dalam usaha kita untuk melindungi diri dan lingkungan sekitar dari risiko kebakaran. 

Dalam artikel ini, Anda akan dijelaskan dan diajak untuk lebih mengenal klasifikasi kebakaran menurut NFPA. Mari simak artikel ini untuk membantu memahami setiap kategori kebakaran dan bagaimana pengetahuan ini dapat menjadi kunci untuk tindakan pencegahan yang efektif dan respons yang tepat saat menghadapi keadaan darurat.

5 Klasifikasi Kebakaran Menurut NFPA

National Fire Protection Association (NFPA) memiliki sistem klasifikasi kebakaran yang membantu mengidentifikasi jenis-jenis kebakaran dan memberikan petunjuk untuk penanganan yang tepat. Klasifikasi ini terbagi menjadi lima kategori utama:

1. Kelas A (Kebakaran pada Bahan Solid) 

Pada kebakaran kelas A, contoh bahan bakarnya adalah yang bertekstur padat seperti kayu, kertas, kain atau plastik. Kebakaran kelas A dapat dipadamkan dengan menggunakan air atau bahan pemadam umum seperti penghalang oksigen. Air bekerja dengan menghilangkan panas dari api dan mendinginkan bahan bakar di sekitarnya, sehingga menghentikan reaksi kimia yang menyebabkan kebakaran.

Bahan pemadam berbasis air menjadi pilihan utama untuk kebakaran kelas A karena kemampuannya untuk meredam panas dan mencegah api membesar. Hindari menggunakan air pada kebakaran yang melibatkan bahan bakar minyak atau lemak (kelas K) atau kebakaran yang melibatkan listrik (kelas C), karena dapat meningkatkan risiko.

2. Kelas B (Kebakaran akibat Cairan dan Gas) 

Kelas B memiliki bahan yang mudah terbakar seperti bensin, minyak, pelarut, atau gas seperti propana atau metana. Kebakaran kelas B memerlukan bahan pemadam yang dapat menghentikan rantai reaksi kimia yang menyebabkan timbulnya api. Pemadaman dapat dilakukan dengan menggunakan bahan pemadam busa, karbon dioksida (CO2), atau bubuk kimia khusus. 

Bahan-bahan ini bekerja dengan menghilangkan oksigen yang diperlukan oleh api atau mendinginkan bahan bakar ke titik di bawah suhu penyalaan. Penggunaan air pada kebakaran kelas B dapat menyebabkan bahan bakar tersebar lebih luas dan meningkatkan risiko kebakaran. Oleh karena itu, penggunaan bahan pemadam yang sesuai sangat penting.

Baca Juga: 6 Prosedur Cara Menggunakan APAR dengan Benar

3. Kelas C (Kebakaran akibat Listrik) 

Kebakaran kelas C terjadi pada peralatan listrik atau perangkat elektronik yang mengalami korsleting atau kerusakan. Bahan bakarnya adalah komponen listrik seperti kabel, perangkat, atau panel listrik. Pemadaman kebakaran kelas C memerlukan bahan pemadam yang tidak menghantarkan listrik, karena penggunaan air atau bahan pemadam berbasis air dapat meningkatkan risiko kejutan listrik. 

Bahan pemadam yang umum digunakan untuk kebakaran kelas C meliputi karbon dioksida (CO2) atau bubuk kimia khusus. Bahan-bahan ini dapat memadamkan api tanpa merusak peralatan listrik. Sebelum melakukan pemadaman, penting untuk memutus suplai listrik atau menggunakan pemadam yang aman untuk digunakan di sekitar peralatan listrik.

4. Kelas D (Kebakaran pada Logam) 

Kebakaran kelas D melibatkan logam-logam khusus seperti magnesium, titanium, natrium, dan lainnya. Logam-logam ini dapat terbakar pada suhu yang relatif rendah dan dapat sulit untuk dipadamkan dengan cara konvensional. Pemadaman kebakaran kelas D melibatkan penggunaan bahan pemadam yang dirancang khusus untuk logam tertentu yang terlibat. 

Biasanya, ini termasuk penggunaan bubuk khusus seperti bubuk pasir atau bubuk grafit. Pemadaman dilakukan dengan menaburkan bubuk pemadam untuk menghentikan reaksi kimia yang memicu kebakaran logam. 

Pemadam tradisional seperti air atau karbon dioksida tidak efektif dalam memadamkan kebakaran logam, bahkan dapat meningkatkan risiko. Oleh karena itu, pemadaman kelas D memerlukan pendekatan khusus dan alat pemadam api yang dirancang sesuai.

5. Kelas K (Kebakaran berdasarkan Bahan Minyak dan Lemak) 

Kebakaran kelas K terjadi ketika minyak, lemak, atau bahan bakar yang digunakan dalam proses memasak komersial terlibat. Penyebab kebakaran ini mencakup minyak goreng, lemak hewani, dan bahan bakar lain yang umumnya ditemukan di dapur restoran atau fasilitas memasak industri. Pemadaman kebakaran kelas K memerlukan bahan pemadam khusus yang dirancang untuk menangani kebakaran yang melibatkan minyak dan lemak. 

Bahan pemadam kelas K sering berupa semprotan kimia khusus atau busa yang dapat menahan panas dan memutus rantai reaksi kimia yang menyebabkan kebakaran. Dalam beberapa kasus, peralatan pemadam kelas K dapat digunakan bersamaan dengan alat pemadam tradisional. Penggunaan air pada kebakaran kelas K dapat membuat situasi lebih buruk karena minyak panas dapat menyebabkan percikan dan penyebaran api. 

Oleh karena itu, sangat penting untuk menggunakan peralatan pemadam khusus yang sesuai dengan kebakaran minyak dan lemak.

6. Kelas E (Kebakaran pada Alat Elektronik)

Kebakaran kelas E seringkali merujuk pada kebakaran yang disebabkan oleh peralatan elektronik, khsususnya yang menggunakan dinamo. Untuk dapat mengatasi jenis kebakaran ini dengan tepat dan mencegah penyebaran atau perluasan yang lebih parah, Anda disarankan untuk menggunakan APAR dengan media dry powder.

Namun, walaupun dry powder cukup efektif, penggunaannya dapat menyebabkan kerusakan pada komponen. Selain itu, mengingat perlunya pencegahan risiko yang lebih besar, kehilangan satu atau dua mesin akibat kerusakan mungkin merupakan konsekuensi yang bisa diterima dibandingkan dengan kehilangan seluruh properti akibat kebakaran yang tidak dapat dihindari sejak awal.

5 Cara Mencegah Kebakaran dalam Gedung

Mencegah kebakaran dalam gedung merupakan langkah kritis untuk melindungi jiwa, properti, dan aset. Berikut adalah beberapa cara mencegah kebakaran dalam gedung:

1. Pemeliharaan Sistem Listrik 

Pertama, anda harus memastikan bahwa sistem listrik terpasang oleh tenaga ahli dan sesuai dengan standar keselamatan. Setelah itu, Lakukan pemeliharaan rutin dan inspeksi berkala pada sistem listrik, termasuk pemeriksaan saklar, stop kontak, dan panel listrik. Jangan lupa juga untuk Hindari penggunaan kabel ekstensi berlebihan dan pastikan tidak ada kabel yang terjepit atau rusak.

Baca Juga: Mengenal 3 Fungsi Sepatu Boot dalam K3 Perusahaan

2. Perawatan Sistem Pemanas 

Jadwalkan pemeriksaan rutin untuk sistem pemanas, termasuk pembersihan saluran asap dan pemeriksaan perapian. Lalu, Pastikan ventilasi ruang pemanas bersih dari debu dan bahan mudah terbakar. Anda jua perlu memastikan untuk tidak lupa menggunakan peralatan pemanas yang sesuai dengan ukuran ruangan dan pastikan tidak ada barang yang terlalu dekat dengannya.

3. Pencegahan Kebocoran Gas 

Hal pertama yang harus Anda lakukan adalah memeriksa dan memperbarui peralatan gas secara teratur, termasuk kompor dan perangkat pemanas. Pasang detektor gas yang dapat mendeteksi kebocoran gas sejak dini, yang terakhir Pastikan ventilasi yang baik di area yang menggunakan peralatan gas. 

4. Penggunaan Peralatan Elektrik yang Aman 

Gunakan peralatan listrik yang telah disertifikasi dan sesuai standar keamanan. anda juga harus tahu dan ingat untuk menghindari pemasangan terlalu banyak pada peralatan di satu stop kontak dan pastikan kabel tidak rusak. Terakhir, Periksa kondisi kabel secara berkala dan ganti jika ditemukan kerusakan.

Baca Juga: 13 Alat Pelindung Diri K3 Beserta Fungsinya

5. Detektor Asap dan Alarm Kebakaran 

Pastikan instalasi listrik di dapur aman dan tahan panas. Jangan lupa untuk menghapus minyak dan lemak yang menumpuk di peralatan dapur, seperti kompor dan oven untuk mengurangi pemicu kebakaran. Lalu, pastikan alarm kebakaran terhubung dan berfungsi dengan baik.

Melalui pemahaman mengenai klasifikasi kebakaran menurut NFPA, Anda sekarang memiliki dasar yang kokoh untuk mengatasi potensi risiko kebakaran di sekitar Anda. Namun, keselamatan tidak hanya tergantung pada pengetahuan, tetapi juga pada persiapan dan peralatan yang tepat. Kawan Lama Solution merupakan mitra yang dapat diandalkan dalam menyediakan alat keselamatan kebakaran berkualitas.

Dari pemadam api hingga detektor asap, mereka menawarkan berbagai produk yang dapat membantu menjaga lingkungan Anda tetap aman. Jangan menunda perlindungan diri dan aset karena keselamatan adalah investasi terbaik untuk melindungi yang terpenting dalam hidup Anda.

Temukan solusi keselamatan kebakaran yang sesuai dengan kebutuhan Anda di Kawan Lama Solution dan tingkatkan langkah-langkah pencegahan kebakaran Anda dari sekarang! 

Sumber rujukan: 

  • https://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.com/2013/10/kelas-kebakaran-nfpa-dan-media.html
  • http://damkar.inhilkab.go.id/klasifikasi-kebakaran/
  • https://www.klopmart.com/article/detail/klasifikasi-kebakaran

Circle image

PT. Kawan Lama Solusi

PT. Kawan Lama Solusi adalah perusahaan distribusi terkemuka di Indonesia dengan jangkauan terluas untuk peralatan dan mesin industri. Telah berdiri lebih dari setengah abad dan beroperasi lebih dari 19 cabang di seluruh Indonesia, PT. Kawan Lama Solusi berkomitmen menyediakan solusi industri terbaik oleh tim sales engineer yang berpengalaman untuk memenuhi kebutuhan industri.