Ketahui Apa Itu Refrigerant, Jenis dan Cara Kerjanya
Dalam sistem AC ataupun kulkas, refrigerant adalah salah satu komponen kunci yang sangat penting. Namun, tidak banyak orang yang benar-benar memahami apa itu refrigerant dan bagaimana cara kerjanya.
Refrigerant ini dikenal juga sebagai freon, yaitu campuran kimia yang biasa digunakan dalam kulkas dan AC. Fungsi refrigerant sendiri untuk mengeluarkan panas dari udara sekitar dan menghasilkan udara dingin.
Bagi Anda yang hendak menggunakan refrigerant untuk berbagai kebutuhan, mari simak penjelasan lengkap mengenai kegunaannya, jenis-jenisnya, serta cara kerjanya di bawah ini.
Apa Itu Refrigerant?
Refrigerant, juga dikenal sebagai freon, merupakan senyawa kimia yang memiliki peran penting dalam mentransfer panas dalam sistem pendinginan. Sifat khusus refrigerant ini salah satunya mengalami perubahan wujud dari gas menjadi cairan dan sebaliknya, terutama saat berinteraksi dengan suhu dan tekanan yang berbeda.
Penggunaan refrigerant umumnya ditemukan dalam peralatan yang mengatur suhu, seperti kulkas, pendingin ruangan, dan pemanas geothermal. Identifikasi refrigerant dilakukan melalui penggunaan kode huruf R yang diikuti dengan angka yang menunjukkan struktur kimia khusus dari senyawa tersebut. Contohnya adalah R22, R32, R410a, dan sebagainya.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, refrigerant berperan sebagai penghasil udara dingin dalam ruangan dan sering kali digunakan sebagai komponen dalam sistem AC. Untuk memahami refrigerant secara lebih mendalam, penting untuk mengetahui karakteristik dan jenis-jenis yang tersedia.
Salah satu karakteristik penting dari refrigerant adalah kemampuannya untuk menyerap panas dengan efisien saat berubah fase dari gas menjadi cairan dan sebaliknya. Jenis-jenis refrigerant yang umum digunakan meliputi R22, R32, R410a, dan masih banyak lagi.
Setiap jenis refrigerant memiliki karakteristik dan performa yang berbeda, serta mengikuti regulasi dan persyaratan tertentu. Dalam pemilihan refrigerant yang tepat, faktor seperti efisiensi, keandalan, dan dampak terhadap lingkungan harus Anda pertimbangkan.
Baca Juga: Gangguan Ini Sering Terjadi Pada Kompresor, Perhatikan 5 Cara Tepat Perawatannya
Kegunaan Refrigerant
Refrigerant memiliki peran yang sangat penting dalam sistem pendinginan dan AC. Fungsi utama alat ini untuk menyerap panas dari ruangan dan mengubahnya menjadi suhu dingin melalui siklus pendinginan.
Tidak hanya itu, refrigerant juga berperan dalam mengatur tekanan dalam sistem. Ketika refrigerant berada dalam kondisi gas, maka refrigerant akan dikompresi oleh kompresor dan menciptakan tekanan yang tinggi.
Kemudian, refrigerant dikondensasikan menjadi cairan melalui kondensor, sehingga mampu menurunkan tekanan. Proses ini berulang-ulang dalam siklus pendinginan untuk menjaga kinerja sistem secara optimal.
Jenis-jenis Refrigerant
Refrigerant termasuk komponen vital dalam sistem pendinginan dan AC. Terdapat berbagai jenis refrigerant yang digunakan dalam industri tersebut. Setiap jenis refrigerant memiliki karakteristik, sifat, dan kinerja yang berbeda. Mari simak setiap jenis-jenisnya di bawah ini.
1. Chlorofluorocarbons R12
R12, yang juga dikenal sebagai chlorofluorocarbons (CFC), adalah salah satu jenis refrigerant yang sering digunakan dalam sistem AC pada masa lalu. Namun, penggunaan R12 telah dihentikan karena dampak negatifnya terhadap lingkungan.
Refrigerant R12, bersama dengan jenis CFC lainnya, memiliki potensi untuk merusak lapisan ozon dan berkontribusi pada efek gas rumah kaca, yang dapat berdampak buruk pada kesehatan manusia dan menyebabkan perubahan iklim yang tidak diinginkan.
Dalam upaya untuk mengatasi masalah lingkungan ini, penggunaan R12 sebagai refrigerant pada kendaraan dihentikan. Keputusan ini menghasilkan penghentian produksi R12 pada tahun 1994, dan digantikan oleh refrigerant yang lebih ramah lingkungan, seperti hydrochlorofluorocarbons (HCFC) dan hydrofluorocarbons (HFC).
Langkah ini merupakan respons terhadap kesadaran akan pentingnya perlindungan lapisan ozon dan penurunan emisi gas rumah kaca. Dalam industri AC dan pendinginan, perubahan ini juga mendorong pengembangan refrigerant yang lebih aman dan efisien, seperti R410A dan R134a, yang memiliki dampak lingkungan yang jauh lebih rendah.
Perubahan dari R12 ke refrigerant yang lebih ramah lingkungan adalah langkah penting dalam upaya melindungi lingkungan dan menciptakan sistem pendinginan yang berkelanjutan. Kesadaran akan dampak negatif refrigerant terhadap lingkungan terus meningkat, dan para ahli serta industri bekerja sama untuk mengembangkan solusi yang lebih baik dan lebih ramah lingkungan dalam dunia AC dan sistem pendinginan.
2. Hydrochlorofluorocarbons R22
Hydrochlorofluorocarbons (HCFC) adalah jenis refrigerant yang sering disebut sebagai freon oleh para profesional di bidang HVAC. Selama beberapa dekade, R22 telah menjadi komponen utama dalam sistem AC yang menyediakan udara dingin.
Namun, seperti halnya refrigerant lainnya, R22 memiliki beberapa kelemahan. Salah satunya yaitu dampak negatifnya terhadap lingkungan, khususnya dalam hal penipisan lapisan ozon.
Dalam rangka melindungi lingkungan dan mengurangi dampak perubahan iklim yang merugikan, peraturan lingkungan di Amerika Serikat mengeluarkan Clean Air Act pada tahun 2010 yang melarang penggunaan dan produksi R22. Sebagai hasilnya, mulai 1 Januari 2020, produksi R22 dihentikan di Amerika Serikat.
Perlu dicatat bahwa meskipun produksi R22 telah dihentikan, tidak berarti penggunaan pompa panas atau sistem pendingin udara yang menggunakan refrigerant R22 menjadi ilegal. Namun, ada pembatasan yang diterapkan.
Setelah 1 Januari 2020, hanya bahan pendingin R22 yang telah didaur ulang, direklamasi, atau dipulihkan yang diizinkan untuk digunakan. Hal ini bertujuan untuk mempromosikan penggunaan refrigerant yang lebih ramah lingkungan dan mendorong pemulihan dan daur ulang bahan yang sudah ada.
Pemahaman tentang perubahan regulasi ini penting bagi pemilik dan pengguna sistem AC yang menggunakan R22. Penting untuk mencari solusi alternatif yang sesuai dan mempertimbangkan opsi penggantian refrigerant yang lebih ramah lingkungan, seperti R410A atau R134a, untuk menjaga kinerja sistem pendinginan yang optimal dan mendukung upaya perlindungan lingkungan yang berkelanjutan.
Baca Juga: Bagaimana Cara Memilih Hospital Bed Berkualitas?
3. Hydrofluorocarbons (HFCs) R410a, R-32, R134a
Hydrofluorocarbon (HFC) R410a, R-32, R134a merupakan jenis-jenis refrigerant yang sering digunakan dalam sistem AC saat ini. HFC, yang juga dikenal sebagai puron, telah menjadi pengganti untuk refrigerant R22.
Salah satu contohnya adalah R410a, yang tidak mengandung klorin sehingga lebih ramah lingkungan. Selain itu, R410a memiliki karakteristik pendinginan yang serupa dengan R22, sehingga merupakan pilihan yang dapat diandalkan untuk sistem AC.
Penggunaan hydrofluorocarbon dalam sistem AC memberikan beberapa manfaat yang signifikan, termasuk peningkatan keandalan, kenyamanan, efisiensi, dan kualitas udara yang lebih baik.
Para ahli di bidang HVAC tidak merekomendasikan pengisian ulang sistem yang awalnya dirancang untuk menggunakan R22 dengan refrigerant yang berbeda. Jika Anda ingin mengganti refrigerant R22 dengan R410a atau jenis refrigerant lainnya, diperlukan penyesuaian dan peningkatan pada sistem yang ada.
Jika Anda sedang mencari jenis refrigerant terbaik untuk AC di rumah Anda, R410a atau puron adalah pilihan utama yang dapat dipertimbangkan. Selain kinerjanya yang andal, refrigerant ini juga diakui karena dampaknya yang minimal terhadap lingkungan.
Bagaimana Cara Kerja Refrigerant?
Setelah mengetahui apa itu refrigerant beserta jenis-jenisnya, selanjutnya penting bagi Anda tahu bagaimana cara kerja alat tersebut. Refrigerant bekerja berdasarkan prinsip siklus pendinginan.
Proses dimulai dengan kompresi, di mana refrigerant dalam bentuk gas dikompresi oleh kompresor menjadi gas bertekanan tinggi. Kemudian, refrigerant bertekanan tinggi ini mengalir ke kondensor, di mana refrigerant akan kehilangan panas dan berubah menjadi cairan.
Setelah refrigerant berubah menjadi cairan, selanjutnya akan mengalir ke katup ekspansi. Pada tahap ini, refrigerant mengalami perluasan tiba-tiba yang menyebabkan penurunan tekanan dan suhu. Refrigerant yang telah mengalami perluasan ini kemudian masuk ke evaporator.
Di evaporator, refrigerant menyerap panas dari ruangan atau objek yang akan didinginkan. Proses ini mengubah refrigerant kembali menjadi gas yang dingin. Gas refrigerant yang dingin ini kemudian kembali ke kompresor, dan siklus pendinginan berulang kembali.
Dalam proses siklus pendinginan, refrigerant terus mengalami perubahan fase antara bentuk cair dan gas, sehingga mampu menyerap dan mengeluarkan panas secara efisien. Hal ini memungkinkan sistem pendinginan atau AC untuk menjaga suhu yang diinginkan di dalam ruangan Anda.
Penting bagi Anda memahami semua informasi yang berkaitan dengan refrigerant, termasuk apa itu refrigerant, jenis, dan cara kerjanya. Pemahaman ini tentu akan memudahkan Anda dalam melakukan perawatan berkala pada refrigerant yang Anda miliki. Alhasil, refrigerant tersebut bisa bertahan lebih awet dan tahan lama.
Lalu, bagaimana bila refrigerant Anda mengalami kerusakan? Jangan khawatir, Anda bisa menggunakan leak detector untuk mendeteksi kebocoran yang tidak terlihat secara visual atau tidak terdeteksi dengan mudah, termasuk pada komponen refrigerant.
Leak detector biasanya digunakan dalam berbagai industri, seperti industri pendinginan, perpipaan, HVAC, dan industri kimia. Fungsi utama dari leak detector untuk menjaga keamanan, dan melindungi lingkungan dari bahaya yang disebabkan oleh kebocoran bahan kimia atau gas beracun.
Alat ini memiliki peran penting dalam menjaga keamanan dan menghindari dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh kebocoran gas atau cairan berbahaya. Kalau begitu, tunggu apalagi? Kunjungi website resmi Kawan Lama untuk mendapatkan leak detector tersebut sekarang juga.
Sumber rujukan:
https://www.binaindojaya.com/apa-itu-refrigerant-ac-dan-apa-saja-tipenya-temukan-jawabannya-di-sini
https://www.binaindojaya.com/refrigerant-adalah-solusi-udara-dingin-ruangan-berikut-penjelasannya